Mengenal Konfirmasi Audit

Konfirmasi tidak hanya sekadar prosedur biasa dalam audit. Ia adalah pintu gerbang ke dunia informasi yang kaya, di mana auditor dapat mengumpulkan bukti dari sumber eksternal dalam bentuk dokumen tertulis. Hal tersebut membuat konfirmasi ini sering kali lebih dipercaya daripada informasi yang diberikan langsung oleh klien. Yuk, kita selami lebih dalam mengenai konfirmasi audit beserta ragam jenisnya!


Pengertian Konfirmasi Audit

Konfirmasi terdiri dari respon terhadap pertanyaan pihak ketiga untuk menguatkan informasi yang terkandung dalam catatan akuntansi. Misalnya, auditor meminta konfirmasi langsung atas piutang melalui debitur. Dalam audit, tujuan prosedur konfirmasi adalah untuk mengkonfirmasi keberadaan akun, saldo, ataupun transaksi yang dimiliki perusahaan. Konfirmasi dinilai sebagai bukti yang kuat karena diperoleh dalam bentuk tulisan dan diminta langsung oleh auditor. Namun, kekurangan dari prosedur ini adalah prosedur ini cukup memakan waktu, biaya, dan akan merepotkan pihak yang harus menyediakan konfirmasi.


Fungsi Konfirmasi Audit

Dalam konteks asersi manajemen, konfirmasi eksternal menjadi salah satu cara untuk memastikan asersi manajemen sudah diterapkan dengan benar, seperti existence untuk akun piutang yang terjadi pada waktu tertentu. Selain itu, auditor bisa menggunakan konfirmasi audit untuk merespon resiko signifikan. Misalnya, jika auditor menentukan pendapat bahwa pihak manajemen tertekan karena harus memenuhi target penjualan, mungkin terdapat risiko bahwa manajemen meninggikan nilai penjualan dengan beberapa cara, seperti mengadakan perjanjian penjualan yang mencakup persyaratan yang menghalangi pengakuan pendapatan atau menagih uang penjualan sebelum penyerahan. Dalam kondisi ini, auditor dapat merancang konfirmasi eksternal tidak hanya untuk mengonfirmasi jumlah terutang, namun juga untuk mengonfirmasi rincian perjanjian penjualan, termasuk tanggal, hak pengembalian, dan persyaratan pengiriman.


Jenis Konfirmasi Audit

Ada dua jenis konfirmasi berdasarkan ISA 500, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi negatif

Konfirmasi Positif

Permintaan atas konfirmasi positif kepada penerima bertujuan untuk mengkonfirmasi persetujuan atau yang ditanyakan kepada penerima untuk menyediakan informasi tertulis. Permintaan konfirmasi positif adalah permintaan agar pihak yang dikonfirmasi memberikan respon atau tanggapan langsung kepada auditor dengan menunjukkan apakah pihak tersebut setuju atau tidak setuju dengan informasi yang dinyatakan dalam permintaan tersebut

Auditor memiliki cara untuk mengurangi resiko bahwa pihak yang dikonfirmasi memberi tanggapan tanpa memverifikasi informasi, yaitu dengan cara tidak menyebutkan angka atau informasi dalam permintaan konfirmasi tetapi meminta pihak tersebut untuk mengisi angka atau informasi tersebut. Permintaan ini biasanya disebut sebagai "blank confirmation". Namun, tingkat balasan atas permintaan konfirmasi ini rendah karena pihak yang dikonfirmasi harus bekerja lebih keras mengisi informasi tersebut.

Saat risiko risiko inheren atau risiko kontrol dinilai tinggi, auditor cenderung memilih konfirmasi positif. Alasannya, dalam konfirmasi negatif, ketika pihak ketiga tidak memberikan tanggapan, itu tidak selalu menunjukkan bahwa saldo atau transaksi yang tercatat adalah benar. Mereka mungkin tidak menjawab karena berbagai alasan lain, seperti tidak memahami permintaan atau lupa. Dengan konfirmasi positif, auditor lebih yakin bahwa jika pihak ketiga memberi tanggapan, itu adalah indikasi bahwa saldo atau transaksi yang tercatat adalah benar.


Konfirmasi Negatif 

Selain konfirmasi positif, ada juga konfirmasi negatif. Permintaan konfirmasi negatif adalah permintaan kepada pihak yang dikonfirmasi untuk membalas hanya jika tidak setuju dengan informasi yang disediakan dalam permintaan tersebut. Namun, dengan tidak membalas terhadap permintaan konfirmasi negatif, auditor justru menjadi tidak yakin apakah pihak yang dikonfirmasi telah menerima konfirmasi tersebut. Oleh karena itu, permintaan konfirmasi jenis ini biasanya kurang dapat diandalkan dibandingkan permintaan  konfirmasi positif.  Jika auditor menggunakan konfirmasi negatif, ia akan mempertimbangkan untuk melakukan prosedur substansif lain untuk melengkapi penggunaan konfirmasi negatif tersebut.

Auditor tidak boleh mengandalkan permintaan konfirmasi negatif sebagai satu-satunya prosedur audit untuk mengatasi risiko penyesuaian material di tingkat asersi, kecuali jika semua kondisi berikut terpenuhi:

  • Tingkat risiko inheren dan risiko kontrol dinilai rendah, sehingga minim risiko atas kesalahan material pada tingkat asersi. Artinya, perusahaan klien memiliki kontrol yang baik dan risiko inheren yang rendah sehingga rendah ada kemungkinan terjadinya kesalahan material pada laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor dapat lebih percaya diri bahwa proses konfirmasi negatif dapat berjalan dengan baik.

  • Sejumlah besar saldo akun kecil dan homogen terlibat, yang artinya banyak transaksi atau saldo yang relatif kecil namun seragam dalam sifatnya. Contohnya, dalam suatu bisnis, mungkin terdapat banyak akun kecil seperti biaya kecil, pendapatan kecil, atau persediaan kecil yang secara keseluruhan memiliki karakteristik yang serupa atau homogen dalam hal ukuran, jenis transaksi, atau sifat lainnya. Hal ini memungkinkan auditor untuk mengelompokkan akun-akun ini bersama-sama dan memperlakukan mereka sebagai satu kesatuan dalam proses audit. Dengan begitu, penggunaan konfirmasi negatif dalam audit mungkin bisa lebih efisien, karena auditor dapat mengirimkan satu permintaan konfirmasi kepada beberapa pihak untuk mengonfirmasi saldo atau transaksi yang serupa tersebut, daripada harus mengirimkan permintaan konfirmasi terpisah untuk setiap akun secara individual.

  • Tidak ada alasan untuk mempercayai bahwa pihak yang dikonfirmasi akan mengabaikan permintaan tersebut, sehingga proses konfirmasi diharapkan dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan bukti yang diandalkan.


Bagaimana Jika Tidak Ada Respons Terhadap Surat Konfirmasi?

Jika auditor tidak menerima balasan atas permintaan konfirmasi positif, biasanya auditor akan mengirimkan surat konfirmasi kedua. Namun jika penerima masih tidak merespons konfirmasi positif, auditor harus melakukan prosedur audit alternatif untuk memperoleh bukti yang relevan dan dapat diandalkan,terutama jika konfirmasi tersebut untuk alasan yang signifikan, misalnya untuk konfirmasi kas, yaitu dengan menyiapkan rekonsiliasi rekening berdasarkan laporan bank investasi sebelumnya serta setoran dan penarikan tunai berikutnya. Kemudian, untuk piutang usaha dengan melakukan pemeriksaan pembayaran yang diterima dari pelanggan setelah tanggal neraca dan kemudian menelusurinya ke saldo pada akhir tahun untuk mengetahui keberadaan saldo tersebut.

Bagaimana Jika Klien Tidak Mengizinkan Melakukan Konfirmasi?

Ketika auditor mencoba mengonfirmasi saldo atau informasi lainnya, dan manajemen meminta untuk tidak melakukannya, auditor harus mempertimbangkan apakah alasan yang diajukan valid untuk memenuhi permintaan manajemen dan apakah ada bukti untuk mendukung validitas permintaan tersebut. Jika auditor setuju dengan permintaan manajemen untuk tidak mencari konfirmasi eksternal mengenai suatu masalah tertentu, auditor harus menerapkan prosedur alternatif untuk memperoleh bukti yang cukup dan sesuai mengenai masalah tersebut.

Namun, jika auditor menyimpulkan bahwa penolakan manajemen untuk mengirimkan permintaan konfirmasi adalah tidak masuk akal, atau auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang relevan dan dapat diandalkan dari prosedur audit alternatif, auditor harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Auditor juga harus menentukan implikasinya bagi audit dan pendapat auditor.


Thank You, Readers!

Selamat! Dengan memahami konfirmasi positif dan negatif, kita kini menyadari pentingnya metode ini dalam memvalidasi informasi keuangan. Konfirmasi bukan sekadar prosedur formal, melainkan alat yang kuat untuk menjamin keandalan laporan keuangan. 

Terima kasih telah membaca blog ini hingga akhir. Jika blog ini bermanfaat, silakan rekomendasi blog ini kepada orang-orang yang membutuhkan. Apabila ada kritik, saran, pertanyaan dari para pembaca, jangan sungkan untuk memberi komentar di kolom komentar, ya! Sampai jumpa, readers!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menghitung Perataan Laba Menggunakan Indeks Eckel